Bioskop Kampus: Focus on Indonesian B-Movies

Kineklub LFM ITB
2 min readSep 2, 2020

--

“Darah terpercik memenuhi dinding ruangan, pil ajaib yang dapat menumbuhkan pohon, hingga perempuan dengan kepala yang keluar dari tubuhnya.”

Berikut adegan-adegan dalam film era 80’an bernama ‘Serbuan Halilintar’ dan ‘Mistik (Punahnya Rahasia Ilmu Iblis Leak)’ yang popularitasnya tak seberapa dalam negeri, namun memperoleh perhatian oleh komunitas cult di luar negeri hingga terbentuk julukan ‘Crazy Indonesia’. Film-film ini merupakan contoh untuk suatu genre/subkultur film yang dijuluki B-movie. Istilah ini kerap dikenal dengan nama-nama lain seperti film eksploitasi maupun film ‘sampah’. Dalam konteks perfilman Indonesia, Kritikus Ekky Imanjaya dan pengamat film Ivan Makhsara memberi karakterisasi B-movie sebagai film yang kerap mengeksploitasi tema (seperti fokus kepada kekerasan, ilmu mistis, maupun seks), kualitas teknis yang kurang baik, maupun tujuan artistik yang tidak jelas. Meskipun pada era 80’an itu film-film ini dipandang sebelah mata, aspek-aspek ini justru melahirkan suatu estetika yang unik.

BK from Home: Focus on Indonesian B-Movies, program Bioskop Kampus bulan September ini mengangkat tema B-movie. Hal ini dikarenakan Bioskop Kampus, sebagai media pemutaran film alternatif, melihat potensi dalam mengungkit suatu genre film yang secara historis kurang diamati dan diperhatikan dalam perfilman Indonesia. Apalagi, film-film pendek yang mengeksplorasi dan memberi interpretasi mereka sendiri pada genre tersebut. Pemutaran Bioskop Kampus yang dilaksanakan secara online ini akan menayangkan 4 pilihan film yang beragam. Film pertama, “Neon City Files” oleh Evan Rianto menceritakan suatu karakter dalam dunia futuris berkesan cyberpunk. Kedua, film “Darah Untuk Anakku” oleh Riszkynoer membawa tema mistis berbalut religi, mengikuti seorang ustadz yang harus mengusir setan dari suatu rumah. Film ketiga yang berjudul “Pendekar Cyborg” oleh sineas Adit Bujbunen Al Buse dan Sigit Pradityo membawa visual retro dalam cerita kehidupan harian seorang pahlawan cyborg. Film terakhir yang tak kalah unik dari film-film lainnya adalah “Azabku Azabmu” oleh Azzam Fi Rullah, film yang menyajikan darah dan unsur spiritual di antara hubungan yang tegang antara anak dan ibu.

Melalui pemutaran film ini, Bioskop Kampus berharap untuk dapat memantik diskusi dan mengeksibisikan film yang merepresentasikan suatu era film yang lalu. Tak lupa, selagi menikmati dan tertawa saat menonton aspek-aspek ‘absurditas’ B-movie: baik dari efek visual yang buruk maupun darah yang berlebihan.

listen on podcast: https://spoti.fi/2GltmYz

--

--

Kineklub LFM ITB
Kineklub LFM ITB

Written by Kineklub LFM ITB

Kanal diskusi, kritik, dan apresiasi film oleh kru Liga Film Mahasiswa ITB. https://linktr.ee/kineklub

No responses yet