Cinta Pertama Menurut Yasmin Ahmad

Kineklub LFM ITB
3 min readMar 13, 2023

--

Sebuah ulasan singkat film Mukhsin (2006)

Ditulis oleh Ijod (Kru ‘20)

Bagaimana caranya mendefinisikan cinta pertama kita terhadap seseorang? Apakah cinta pertama berisi dengan perasaan yang menggebu-gebu? Apakah cinta pertama dipenuhi dengan cuaca yang mendung dan hati yang termenung? Apakah cinta pertama berasa seperti perutmu
sedang tergelitik dan gerak-gerikmu kikuk setengah mati? Pendefinisan cinta pertama ini tentunya akan menemukan keunikannya sendiri dalam diri setiap orang dan berbagai orang tentunya bersyukur bisa mengingat momen-momen ketika bertemu dengan bayangan pasangan idamannya masing-masing bertahun-tahun silam.

Betapa bersyukurnya beberapa orang untuk bisa mengingat cinta pertama mereka ini didukung oleh pernyataan dari Dr. Robin Buckley dalam wawancaranya dengan Bustle.com, “Beberapa saraf dalam otak akan terpicu apabila dihadapkan dengan situasi ketika kita sedang jatuh cinta
yang akan ikut memicu timbulnya reaksi hormon endorfin, dopamin, dan serotonin. Sehingga, otak kita cenderung akan mengingat mengapa hormon-hormon tersebut timbul”. Dalam kata lain, otak kita akan secara tidak langsung menyimpan dengan kuat ingatan tentang cinta pertama kita. Saya pribadi mengingat cinta pertama saya sebagai pengalaman yang lucu dan sangat kikuk. Bagaimana ketika saya sekolah dasar merasa kikuk ketika berhadapan dengan orang yang menjadi sosok cinta pertama saya, bagaimana saya yang cenderung enggan untuk berinteraksi secara langsung dengannya, dan bagaimana saya yang tidak melakukan langkah apa-apa dengan adanya perasaan tersebut. Seperti yang telah saya sebutkan sebelumnya, ingatan soal cinta pertama ini akan memiliki gambaran yang unik bagi setiap orang, termasuk gambarannya menurut Yasmin Ahmad dalam film Mukhsin (2006).

Mukhsin merupakan merupakan film penutup dari trilogi Orked karya Yasmin Ahmad. Film ini menceritakan tentang latar belakang dari Orked, tokoh utama dalam trilogi yang diusung oleh Yasmin Ahmad ini termasuk latar belakang kisah cintanya yang dalam hal ini film Mukhsin menceritakan tentang cinta pertama tokoh Orked. Apabila dalam gambaran saya cinta pertama itu lebih ke mendominasinya perasaan malu dan kikuk, menurut Yasmin Ahmad cinta pertama itu adalah saatnya dua manusia bisa bebas. Bebas yang dimaksud di sini adalah bagaimana Orked
dan Mukhsin, dua orang yang menjadi pasangan yang sedang menikmati masa-masa kisah cinta monyet ini, mengisi waktu bersama mereka dengan berkeliling desa dan berbincang ria. Mereka bebas pergi kemana-mana, Orked dan Mukhsin seolah tidak memiliki halangan untuk menikmati
hari bersama di atas sepeda milik Mukhsin. Mereka bebas berbincang tentang apa saja, seperti berdialog soal betapa senangnya hari yang telah mereka lalui berdua dan betapa senangnya keduanya berada di posisi saling memiliki. Yasmin Ahmad berhasil membawa saya untuk ikut terenyuh dengan betapa sederhananya interaksi dalam keseharian Orked dan Mukhsin Dialog-dialog yang terjadi di antara mereka, di antara keluarga mereka masing-masing, dan juga perdebatan batin dengan diri sendiri pun digambarkan tanpa bertele-tele dan penonton dapat
menikmati apa pun yang terjadi dengan tokoh dalam film ini. Sehingga, saya merasa bahwa inilah penggambaran cinta pertama yang paling cocok dan sangat memiliki keterkaitan dengan bayangan saya terkait bagaimana seharusnya cinta pertama itu terjadi. Yasmin Ahmad memberikan sebuah pernyataan bahwa cinta pertama itu haruslah membuat kita merasa bebas,
cinta pertama itu haruslah berjalan dengan sederhana, dan cinta pertama haruslah menjadi hal yang tidak terlupakan.

Yasmin Ahmad berhasil membawakan sebuah kisah cinta yang sederhana dan sangat menyentuh hati penonton. Film ini adalah bentuk selebrasi terhadap kehidupan dan keberagaman cinta yang ada di seluruh hati manusia, khususnya untuk cinta pertama setiap orang yang unik dan tidak
akan pernah terlupakan.

--

--

Kineklub LFM ITB
Kineklub LFM ITB

Written by Kineklub LFM ITB

Kanal diskusi, kritik, dan apresiasi film oleh kru Liga Film Mahasiswa ITB. https://linktr.ee/kineklub

No responses yet