Elemental : Kembalinya Pixar?
Ditulis oleh Rengga (Kru’22)
Pixar kembali hadir di bioskop Indonesia dengan membawa film Elemental pada tahun 2023, disutradarai oleh Peter Sohn, yang merupakan film panjang keduanya setelah The Good Dinosaur pada tahun 2015. Sebagai cara melepas rasa rindu setelah lama Pixar tidak tayang di bioskop Indonesia, —terakhir Onward (2020) – Elemental tidak kalah hadir sebagai film dengan serbuk-serbuk sedihnya Pixar yang membuat kangen para penonton.
Film animasi bergenre romansa komedi ini mengisahkan kehidupan dari elemen-elemen alam. Elemen-elemen tersebut terdiri dari air, api, udara, dan tanah yang hidup berdampingan. Dari keempat elemen tersebut, terjadi kisah romansa antara elemen api dan air yang menjadi fokus dan inti cerita dalam film ini. Wide Ripple sebagai karakter elemen air dan Ember Lumen sebagai karakter elemen api yang menjadi tokoh utama dalam film ini.
Adegan dalam film Elemental dominan dengan kisah romansa antara kedua tokoh utama yang berlangsung dari pertengahan hingga penghujung film. Kisah romansa yang disuguhkan dalam film terasa menggemaskan dan membuat para penonton geregetan. Wade Ripple menampilkan rasa suka kepada Ember Lumen yang terlihat sangat tulus. Terlebih, Wade Ripple memperlakukan Ember Lumen dengan love language act of service-nya yang menjadi poin plus untuk aku, seorang hopeless romantic.
.
Elemental masih tampil dengan aspek ciri khas Pixarnya yaitu cerita emosional yang sangat kuat meskipun kandungannya tidak terlalu sentimental seperti dalam film Inside Out (2015) ataupun Soul (2020). Salah satu faktornya, minimnya music scoring yang tidak memberikan dampak emotional core sedih seperti film-film Pixar sebelumnya. Sebagai contoh Up (2009) dan Inside Out (2015) yang dapat membawa emotional core yang kuat.
Alur cerita Elemental dibawakan dengan santai dan ringan dibandingkan dengan film Pixar sebelumnya meskipun. terasa kurang menggairahkan dan terlalu monoton. Tidak tampil sebagai animasi fantasi slash action yang bertempur melawan penjahat, melainkan tampil menceritakan lika-liku kehidupan seorang remaja yang sedang mencari jati diri.
Kisah cinta dalam film mungkin terasa relatable untuk banyak orang, khususnya golongan remaja dan dewasa. Seperti, kisah romansa remaja, menjadi anak tunggal, cinta yang terlarang, dan pencarian jati diri. Peter menyisipkan pesan moral yang mendalam, yaitu untuk tidak menghindari berbagai perbedaan. Karena perbedaan itulah yang sebenarnya akan menambah keindahan di setiap kehidupan.
Orang tua perlu menyadari bahwa film ini memiliki aspek romantis, jadi perlu menemani anaknya untuk menonton. Anak-anak mungkin membutuhkan frase atau adegan tertentu yang didiskusikan atau dijelaskan kepada mereka nanti, dan itu mungkin membuka dialog tentang tema-tema tertentu seperti mengapa berbohong itu salah, mengapa seseorang harus belajar mengendalikan amarah, rasisme, dll. Lebih mendalam lagi dan anak-anak yang cerdik mungkin memperhatikan referensi untuk mengidentifikasi dirinya sebagai gay, non-biner, dll.
Mengetahui topik yang mungkin bisa diangkat dari film ini sensitif dan tidak relevan untuk dibahas oleh anak-anak saya kurang setuju dengan rating elemental adalah SU atau untuk semua umur. Ditambah lagi dengan adanya adegan sepasang lesbian dan adegan kissing. Elemental tidak punya potensi untuk menjadi hiburan anak-anak atau memang sejak dari awal elemental tidak ditujukan untuk menjadi hiburan anak-anak.
Disney dan Pixar akhir-akhir ini mencoba membawa isu-isu politik ke dalam filmnya. Dalam film ini, seperti analogi dari elemen-elemen karakternya yang unik digunakan sebagai isu-isu ekstensif tidak lain yaitu keragaman ras, etnis, gender, dan seksualitas. Pendekatan yang super cerdas dan terlihat sangat jelas, walaupun hal ini bukan hal yang baru dan sudah hadir di film disney Zootopia (2016).
Elemental berhasil melepas rasa rindu para fans Pixar setelah tiga tahun absen di bioskop Indonesia. Plot line yang sederhana dan kasual menjadikan ciri khas dari Elemental itu sendiri meskipun sedikit bertolak belakang dengan animasi yang ceria dan penuh warna. Emotional core-nya memang tidak sekuat film Inside Out (2015) dan Soul (2020), tetapi lebih baik dari Lightyear (2022).