ETERNALS: SEBATAS FILM SUPERHERO
Eternals jauh dari Chloe Zhao. Jika dibandingkan dengan Nomadland, rasanya seperti dikemas oleh orang yang berbeda. Chloe Zhao tidak berhasil menunjukkan karakteristiknya yang biasanya menonjol, ia hanya mampu memainkan cinematography pada film ini untuk menunjukkan film ini dibuat oleh dia. Mungkin hal ini dikarenakan tingkat komersil film-film MCU yang cukup tinggi, sehingga idealisme Chloe Zhao tidak bisa dituangkan sepenuhnya ke film ini. Di sisi lain, Eternals juga kurang terasa seperti film MCU pada umumnya.
Film ini terkesan flat. Konflik, karakter, bahkan kekuatan yang diberikan pada film ini tidak orisinil. Eternals terasa seperti ‘another superhero movie’. Banyak aspek di film-film superhero lain yang dapat ditemukan di film eternals. Ya film ini menarik karena menyajikan banyak karakter, tetapi karena mungkin ini hanyalah bentuk perkenalan, tidak ada depth dari masing-masing karakter.
Di luar itu, konfliknya pun tidak mendukung keadaan karakternya yang biasa aja. Mereka hanya bermain dengan konflik keluarga yang terpisah kemudian bersatu kembali dan bagaimana memutarkan konflik pada pertanyaan “mengapa kita ada di sini?”. Kedua konflik tersebut memiliki eksekusi yang monoton; cliché.
Meski begitu, setidaknya karakteristik MCU-nya tetap tergambarkan melalui aftercredits-nya yang apik. Melalui after credits, MCU membuka ruang untuk karakter-karakter baru yaitu Eros, saudara Thanos, dan Black Knight.
Dengan segala kekurangannya, film ini masih menjadi menjadi film yang menyenangkan dan bisa dinikmati. Terlebih dengan sensasi “temu kangen” dengan bioskop yang membuat semuanya jauh lebih mengesankan.
-written by Shana (kru’20)-