Jagal: Penyangkalan datang dari penutupan mata

Kineklub LFM ITB
3 min readFeb 29, 2024

Ditulis oleh Iman (Kru’23)

Tidak perlu musik yang sedih, tidak perlu kekerasan yang realistis, karena nyatanya pembunuh pun menangis melihat cerita ini. Jagal (2012) adalah film dokumenter tentang para individu yang berpartisipasi langsung terhadap pembunuhan massal 1965 di Sumatera Selatan. Sutradara Joshua Oppenheimer dan tim-nya memakai pendekatan yang unik dengan memberi kamera secara langsung pada pelaku. Pendekatan ini berhasil mengungkapkan isi pikiran dari sesepuh-sesepuh organisasi yang berpartisipasi langsung maupun tidak langsung dalam perbuatan keji tersebut. Pendekatan tersebut juga berhasil memperlihatkan betapa normalnya kehidupan yang berjalan setelah pembunuhan massal terjadi. Jagal adalah film tentang penyangkalan dan penyesalan para pelaku yang disajikan dengan mencampurkan surealisme dan realisme. Melalui adegan-adegan panjang tanpa putusnya, film ini berhasil mencampuradukkan perasaan penonton. Jagal memberi ketidaknyamanan yang bukan semata-mata demi nilai kejutan. Namun, karena nyatanya fakta yang dibawa. Sebuah film yang memberikan banyak waktu kontemplasi kepada penonton, saat film berputar maupun setelahnya.

Jagal adalah penggambaran antara predator dan mangsa, mereka memajangkan hasil buruan mereka, menunjuk ke salah satu, dan meninggikan kata-kata “yang ini sekarang hampir punah”. Film ini menimbulkan pertanyaan yang sering sekali muncul di benak, “Bagaimana bisa seseorang melakukan hal ini kepada manusia lain?”. Kata-kata empati dan simpati sering bermunculan, emosi kompleks apa gerangan yang Joshua rasakan saat membuat film ini? Artikel wawancara Joshua Oppenheimer untuk Kings Review, “Empathy after The Act of Killing” (2014), sebuah artikel berisi cuplikan dari apa yang dirasakan Joshua sendiri, yang menurut saya adalah artikel yang patut dibaca sebagai literasi tindak lanjut dari menonton film ini.

Emosi yang Joshua rasakan pada saat pembuatan film tersebut, bukanlah hal yang kiranya orang biasa seperti saya bisa rasakan. Betapa kompleksnya situasi yang telah terjadi, kompleksnya suatu nyawa, seberapa dalamnya kebusukan sistematis yang telah kita izinkan untuk lewat. Akankah dosa-dosa Anwar Congo diringankan oleh Tuhan? Akankah dosa-dosa para korban akan diringankan oleh Tuhan? Mengapa kita sebagai suatu spesies dapat memperkenankan tragedi tersebut? Badan saya yang kecil ini sesungguhnya tidak akan dapat mengerti. Kehidupan yang berlalu, mencoba melupakan, mencoba dilewati, semua mimpi buruk tidaklah lebih menakutkan dari kenyataan. Betapa kejinya perbuatan yang telah dilakukan dari satu individu membuktikan betapa besarnya kekejaman yang terjadi pada masa itu. Hasil dari rezim terus terasa sampai detik ini.

Tidak disangkal bahwa dibutuhkannya mata orang luar seperti Joshua, saat normalisasi akan pelanggaran HAM dan “penutupannya” terjadi di depan mata dan upaya-upaya terhadapnya selalu cepat lenyap. Hal tersebut terbukti dari banyaknya nama-nama anonim yang telah berperan dalam pembuatan film ini dan upayanya untuk tetap tidak bernama sampai saat ini. Jagal merupakan salah satu film dokumenter terbaik yang pernah saya tonton, dengan keseriusannya dalam pengangkatan topik, pembawaan memanusiakan manusia, dan merupakan suatu pendekatan unik dalam menguak sejarah melalui sinema. Menyetujui Joshua dan intensinya dalam pembuatan dokumenter ini, Jagal sesungguhnya bukanlah tentang peristiwa 1965 itu sendiri, tetapi hasil dari perayaan rezim yang meluluskan kejadian tersebut.

Manusia telah diberi ujian dan kita mendapat nilai terburuk. Namun, masih bisa kita perbaiki selanjutnya. Karena nyatanya, jika hanya satu hal yang harus saya ambil dari film ini, itu adalah harapan tidak akan pernah sirna. Kemanusiaan di dalam manusia tidak akan hilang ditelan kekelaman. Jagal adalah bukti nyata dari kekuatan sinema dokumenter dan betapa kompleksnya upaya dokumentasi sejarah dan sejarah itu sendiri. Saya berharap semakin banyak orang mengetahui film ini. Terkadang, mencari sejarah dan kebenaran tidaklah susah, kita hanya perlu mulai mencari.

Jagal (2012) dapat diakses di kanal Youtube Jagal Senyap.

--

--

Kineklub LFM ITB

Kanal diskusi, kritik, dan apresiasi film oleh kru Liga Film Mahasiswa ITB.