Review: Malignant (2021)
Salah satu sutradara paling tersohor dalam dunia film horor, James Wan, kembali menggarap sebuah film horor setelah sebelumnya meraup sukses dari Aquaman. Namun, sutradara yang terkenal dengan berbagai franchise horornya kini merilis sebuah film horor original yang skalanya tidak sebesar beberapa film terakhirnya. Deskripsi resmi film ini memberitahukan bahwa film ini berkisah tentang Madison (Annabele Wallis), seorang wanita muda, yang dihantui oleh penglihatan-penglihatan yang menunjukkan pembunuhan-pembunuhan brutal berbagai orang asing tetapi nanti Ia akan mengetahui bahwa semua mimpinya ini adalah kenyataan.
Deskripsi dan trailer film Malignant mengindikasikan bahwa film ini akan mirip dengan film horor James Wan lainnya seperti Insidious dan Conjuring. Namun, film ini tidak yang seperti terlihat di permukaan. Baik cerita, karakter, maupun aktor dan pembuat filmnya seakan-akan sengaja untuk menipu ekspektasi penonton agar ketika natur asli film ini di ungkap dapat memberikan efek maksimal kepada penonton. Hal ini bisa dirasakan mulai dari scene pembuka film ini dimana kita dikenalkan dengan sosok Gabriel, semacam makhluk abominasi yang memiliki kekuatan misterius dan mematikan. Scene ini rasanya standard perkenalan monster dalam sebuah film thriller tetapi ada hal yang berasa aneh, dialognya berasa chessy. Hal ini seharusnya bisa menjadi indikasi bahwa film ini tidak akan menjadi seperti film horor James Wan lainnya yang sangat menekankan atmosfer mencekam.
Namun, scene pembukaan ini kemudian diikuti dengan cerita dan atmosfer yang rasanya familiar dengan film horor lainnya. Kita dikenalkan dengan Madison, seorang wanita muda yang hamil dengan suami yang abusif. Pada suatu malam setelah Madison terlibat pertengkaran dengan suaminya, ia bermimpi melihat suaminya dibunuh oleh sosok misterius yang ternyata sungguh terjadi. Madison juga kemudian memimpikan berbagai kejadian pembunuhan yang benar-benar terjadi. Atmosfer dan gaya yang dipakai di awal film ini rasanya tidak berbeda dengan apa yang dilakukan James Wan di film Conjuring, kita dikenalkan dengan sebuah sosok setan misterius yang kita belum bisa lihat dengan jelas dan seseorang yang kemungkinan besar memiliki hubungan dekat dengan sosok setan yang menghantuinya bahkan juga ada dua investigator tetapi alih-alih investigator supernatural seperti di Conjuring, di film ini ada 2 detektif kepolisian yang menyelidiki berbagai pembunuhan yang terjadi dan hubungan pembunuhan-pembunuhan itu dengan Madison.
Tetapi semakin cerita ini berjalan ada hal-hal ganjal yang aneh, biasanya ketika sosok ini makin kelihatan dan muncul, hubungannya dengan tokoh utama akan makin terungkapkan secara perlahan untuk membangun cerita kepada konfrontasi akhir antara si setan dengan salah satu tokoh kunci. Film ini juga sebenarnya membangun ke arah situ, kita ditunjukkan dengan clue-clue yang bisa memberitahu kepada kita apa hubungan Madison dengan si monster Gabriel yang bagi penonton yang sudah banyak menonton film serupa akan langsung bisa menyimpulkan apa hubungan Madison dengan Gabriel. Namun, makin kita melihat sosok Gabriel semakin jelas ada keganjalan dan kontradiksi antara clue-clue yang diberikan. Kita juga dikenalkan dengan berbagai karakter yang hubungannya dengan cerita tidak terlalu jelas dan rasanya akan membuat film ini kurang terfokus.
Namun, begitu hubungan antara Madison dan Gabriel diungkapkan film ini mengalami perubahan drastis. Natur asli antara Madison dan Gabriel yang diungkap sebenarnya sangat kocak dan tidak masuk akal tetapi pengungkapan itu sejalan dengan clue-clue yang sudah muncul sebelumnya. Bahkan ada karakter yang sebelumnya berasa mendistraksi cerita tetapi kini menjadi tokoh kunci dalam film ini. Hal-hal ini menyebabkan betapa menggelikan dan di luar nalar plot twist yang diberikan, penonton masih bisa menerimanya dengan efek kekagetan dan kegelian. Mulai dari titik ini hingga akhir, film ini menjadi sebuah film horor yang menggelikan dan over the top dengan action scenes yang sangat menghibur dan mengundang tawa keheranan karena begitu absurd fight scene yang terjadi.
Tentu saja film ini bukan film yang sempurna untuk semua orang, penggantian tone yang terjadi mungkin akan membuat sebagian penonton merasa turn off dengan apa yang terjadi di layar. Untuk bisa membuat pergantian tone, James Wan juga harus mengorbankan tension building dan atmosfer yang merupakan keahliannya. Hal ini dapat menyebabkan beberapa fans merasa dikecewakan oleh film ini.
Malignant adalah film hybrid langka yang menjubahi b-movies horor tahun 80an dengan formula standard film franchise horror masa kini yang berhasil memberikan pengalaman unik bagi penonton berkat direksi yang mantap dan skrip yang cukup bisa menjaga konsistensi cerita.
Sebagian fans yang memiliki harapan James Wan kembali membuat film seperti film horror tersuksesnya di masa lampau mungkin akan merasa kecewa, tetapi penonton yang ingin merasakan pengalaman unik dibanding apa yang bisa ditawarkan oleh film horror franchise populer akan memperoleh hiburan yang mengagetkan.
-written by Joshua(kru ‘20)-