Star Wars: Andor, First Three Episode Review

Kineklub LFM ITB
3 min readOct 5, 2022

--

Ditulis oleh Kru Joshua ‘20

Star Wars: Andor adalah series live action ketiga yang dirilis di Disney+ tahun ini. Padahal dulu perlu berdekade-dekade bagi fans Star Wars untuk mendapatkan film live action yang baru dan sepertinya tiap kali ada film Star Wars yang dirilis akan ada sebagian fans yang merasa dikecewakan oleh film tersebut. Salah satu penyebab kekecawaan fans adalah karena tingginya ekspetasi mereka setelah begitu lama mereka perlu menunggu film Star Wars yang baru. Dalam hal ini series Andor diuntungkan dengan rendahnya ekspetasi penggemar Star Wars yang tentu saja lebih menantikan series Boba Fett dan Obi-Wan, dua karakter legendaris di dunia Star Wars. Disaat yang sama Andor dirugikan dengan dekatnya rilis series ini dengan dua series sebelumnya karena ada kemungkinan besar banyak penonton yang mulai jenuh dengan dunia Star Wars. Penyakit ini mulai terlihat di franchise MCU dimana dalam waktu yang sangat berdekatan ada beberapa film dan series yang dirilis. Hal ini menyebabkan banyak fans yang mulai merasa jenuh untuk menonton walaupun Marvel sudah berusaha untuk lebih berani bereksperimen dengan intelectual property mereka. Bagaimanakah dengan Andor? Apakah series ini berhasil membangkitkan minat penonton ditengah-tengah rintangan-rintangan tersebut?

Dari scene awal pembukaan, Star Wars: Andor seakan-akan mau menyatakan bahwa dia akan menjadi sesuatu yang berbeda dari series-series sebelumnya, bahkan atmosfer di 10 menit pertama series ini lebih mirip kepada Blade Runner daripada Star Wars. Andor juga tidak terberburu-buru untuk membawa cerita mereka kepada sebuah klimaks, alih-alih Andor mengambil waktu untuk membangun cerita dari berbagai sudut pandang yang berbeda. Melalui cara ini kita bisa mengenal beberapa karakter menarik dengan penggambaran baik dan jahat yang agak kabur, sesuatu yang tidak biasa kita temui di cerita Star Wars. Tiap kematian yang terjadi sejauh ini juga berasa penting dan memiliki dampak besar kepada karakter-karakter lain yang terlibat.

Kreator dan penulis series ini, Tony Gilroy, sebelumnya dikenal sebagai penulis film series Bourne dan hal tersebut bisa dirasakan di series ini. Jason Bourne bisa menjadi menarik karena masa lalu dan psikologis karakter tersebut digali dengan sangat baik, dari tiga episode pertama ini sudah terlihat bahwa Tony Gilroy berusaha melakukan hal yang sama. Andor, sama seperti film-film Bourne, menyajikan drama spionase yang menegangkan sebelum dipuncaki dengan action sequences yang dirancang dengan sangat baik. Selain skrip yang kuat, production design dan sinematografi series Andor berasa jauh lebih sinematik dibandingkan dengan series Boba Fett dan Kenobi. Bahkan bisa dibilang tiga episode pertama ini adalah sebuah film yang dipotong-potong menjadi tiga episode. Series ini juga memiliki penampilan yang kuat dari para cast nya terutama oleh Diego Luna yang memainkan Andor sendiri dan aktor veteran Stellan Skarsgard yang memerankan Luthen Rael.

Star Wars: Andor berhasil membawa angin segar kepada franchise Star Wars dengan berusaha membentuk identitas nya sendiri tanpa bergantung kepada cerita atau karakter Star Wars lain yang sudah terkenal dan dicintai oleh fans. Tentu saja akan ada fans yang merasa bahwa series ini telah kehilangan identitas Star Wars itu sendiri tetapi harapannya dengan lebih banyak episode lagi dirilis makin banyak penonton yang akan menikmati Star Wars: Andor.

--

--

Kineklub LFM ITB
Kineklub LFM ITB

Written by Kineklub LFM ITB

Kanal diskusi, kritik, dan apresiasi film oleh kru Liga Film Mahasiswa ITB. https://linktr.ee/kineklub

No responses yet